ForzaPersija Kejarlah cita-cita setinggi langit. Pepatah itu sering kali menjadi modal bagi seseorang untuk menggapai impian. Menembus segala keterbatasan dan tantangan yang menghadang demi mewujudkan cita-cita. Inilah profil Hasim Kipuw, bek muda Persija seperti yang dikutip dari Tabloid Bola edisi 2.261 Senin-Rabu, 17-19 Oktober 2011 pada bagian Ole Nasional halaman 7.
Pepatah itu pula yang menginspirasi Hasim Kipuw (23) saat pertama kali memutuskan meninggalkan kampung halamannya di Tulehu, Maluku, pada 2006 silam. Acim, begitu ia disapa, merantau ke Jakarta untuk meraih impiannya menjadi pesepak bola profesional.
"Saya diajak kakak untuk ikut merantau ke Jakarta. Setelah saya pertimbangkan, akhirnya saya terima ajakan itu." ungkap putra pasangan Husen Kipuw dan Aisa Sarlatta tersebut.
Padahal, saat itu sang ibu ingin Acim menjadi seorang Polisi, bukan pesepak bola. "Ketika saya minta izin pergi ke Jakarta, ibu sempat mengutarakan keinginannya agar saya menjadi polisi saja. Entah apa yang menjadi alasannya. Syukurlah ayah bisa menerima keputusan saya menjadi pesepak bola." tutur Acim.
Akhirnya, Aisa mengalah pada keinginan Acim. Berbekal restu kedua orang tua serta seluruh saudaranya, Acim mantap meninggalkan Tulehu menuju Jakarta. Setiba di Jakarta, Acim dan keluarga sang kakak, Andin Kipuw, menetap di daerah Cipinang. Tak ingin adiknya menunggu lama, Andin segera memasukan Acim ke SSB Remaja 11 serta SSB UKI.
Saat itu dimulailah perjalanan Acim merintis karier sebagai pesepak bola seperti impiannya. "Saya merasa keputusan saya ke Jakarta sudah tepat. Mungkin jika saat itu saya tak berani mengambil kesempatan dan masih berada di Maluku, saya tidak bisa menjadi seperti sekarang ini." kata Acim.
Perjalanan Acim hingga bisa berada di timnas U-23 tergolong pendek ketimbang rekan-rekannya. Hanya butuh waktu lima tahun baginya untuk menembus timnas, yang menjadi impian seluruh pesepak bola.
Menembus Persija
Saat berlatih di SSB Acim juga mengikuti seleksi di Persija junior. Anak ketujuh dari sembilan bersaudara itu pun mulus masuk skuad Persija. Setahun kemudian, Acim memperkuat Persija U-21 di kompetisi ISL U-21.
Lagi-lagi talenta yang dimilikinya mengundang perhatian. Pelatih Persija kala itu, Benny Dollo menariknya masuk ke Macan Kemayoran senior dengan status magang. "Saya bersyukur bisa bermain untuk Persija. Salah satu klub besar di Indonesia." ucap Acim, yang mengaku tak keberatan meski jarang dimainkan selama satu musim itu.
Acim tahu betul, tak mudah baginya untuk mendapatkan peluang bermain bersama tim sekelas Persija. Apalagi di klub kebanggaan Jakmania itu bertabur bintang. "Sebagai gantinya, saya banyak mendapatkan masukan dan belajar dari para pemain senior." imbuh Acim, yang sering digadang-gadang sebagai the next Ismed Sofyan ini.
Di musim 2010/2011, Persija ditangani Rahmad Darmawan. Kendati belum sering dimainkan, potensi Acim rupanya dilihat dengan baik oleh RD. Tak heran undangannya mengikuti seleksi timnas U-23 diperoleh penggemar timnas Argentina itu.
Kesempatan itu tak disia-siakan Acim. Terlebih, ia tak kesampaian mengenakan seragam Merah-Putih saat SEA Games 2009 Laos karena gagal seleksi. Di timnas saat ini, ia diplot sebagai bek kanan oleh RD. Awalnya, Acim bermain sebagai stopper. Namun, perubahan posisi ini tak dipermasalahkannya. Ia siap menerima dan melaksanakan instruksi pelatih.
"Tak banyak yang bisa mendapat peluang masuk timnas. Saya akan berusaha keras tak mengecewakan pelatih." tegas Acim.
Di tengah kerasnya usaha meraih tempat inti di timnas U-23, Acim beruntung bisa berjuang bersama sahabatnya, Ramdani Lestaluhu. "Kami sama-sama berasal dari Tulehu. Kami juga punya cerita perjalanan yang mirip hingga akhirnya bisa bareng, baik di Persija dan bahkan di timnas U-23." sebutnya.
"Kami berdua beruntung mampu menembus segala rintangan hingga berada di posisi saat ini. Tapi, semuanya memang berkat kerja keras dan doa. Saya ingin lebih banyak anak-anak dari Maluku yang mampu mewujudkan cita-cita mereka menjadi pesepak bola." lanjut Acim.
Maklum, di Maluku, khususnya di Tulehu, sepak bola seakan sudah menjadi olah raga utama. "Di setiap gang pasti ditemui anak-anak kecil bermain sepak bola. Semoga saja mereka bisa seberuntung kami, mampu mengharumkan nama Tulehu di dunia sepak bola nasional." ucap Acim.
Profil Hasim Kipuw lainnya:
Hasim Kipuw Tinggalkan Kampung Demi Sepakbola
Profil Hasim Kipuw di Kampiun ANTV