Ferry Paulus, Sulap Macan Kemayoran sebagai Industri Sepak Bola - ░▒▓█▀▄Forza★Persija▄▀█▓▒░
Headlines News :
Home » , » Ferry Paulus, Sulap Macan Kemayoran sebagai Industri Sepak Bola

Ferry Paulus, Sulap Macan Kemayoran sebagai Industri Sepak Bola

Written By ForzaPersija on Wednesday, August 31, 2011 | 8/31/2011 05:02:00 AM



ForzaPersija Siapa yang tak kenal dengan pria yang satu ini? Terutama bagi kalangan pecinta Persija. Ferry Paulus merupakan Ketua Umum Persija periode 2011-2015. Berikut merupakan profil Ferry Paulus seperti yang dikutip dari koran Indopos edisi Senin, 29 Agutus 2011 pada halaman 23.



Nama: 
Ferry Paulus
Tanggal lahir: 
22 Mei 1964
Umur: 
47 tahun
Tempat lahir: 
Jakarta, DKI Jakarta
Tempat tinggal: 
Pejaten Timur, Jakarta Selatan
Karir di Sepabola:
-Manager Timnas PSSI U-13 ke Kamboja (2004)
-Timnas U-17 ke Thailand-Laos (2005-2006)
-Ketua Pengda PSSI DKI Jakarta (2006-2011) 
-Timnas PSSI U-16 Pra Piala Asia (2007)
-Timnas PSSI U-19 Pra Piala Asia (2007)
- Chef de Mission Timnas PSSI U-14 ke Malaysia (2008)
-Anggota EXCO PSSI (2007-2011)
-Chef de Mission Timnas Futsal (2010-2011)
-Ketua Umum Persija (2011-2015)
-Pemilik klub Villa 2000
Karir di Dunia Bisnis/Profesional:
-Manager PT. Astra Motor Sales (1983-1992)
-GM Marketing Astra Group (1992-2007)
-Direktur Utama PT Aduagis Transporindo Sejahtera



Ferry Paulus sesaat terpilih menjadi Ketua Umum Persija periode 2011-2015






Sulap Macan Kemayoran sebagai Industri Sepak Bola

Gayanya yang flamboyan,selalu berdandan rapi dan penampilan yang selalu bersih menjadi ciri khas seorang Ferry Paulus. Pria yang kini menjabat sebagai ketua umum Persija 2011/ 2015 ini hadir sebagai orang nomor satu di Persija. Ya, namanya muncul di penghujung pendaftaran verifikasi calon ketuaumum Persija, akhir Juli 2011 yang lalu.

"Atas dasar saya cinta bola, maka saya maju menjadi ketua umum Persija. Ini alasan saya paling mendasar." kata Ferry menjelaskan alasannya maju dalam bursa ketum Persija sambil memegang pundak wartawan koran ini.
Salah satu kebiasaan Ferry adalah memegang pundak teman bicaranya dan lebih terlihat akrab jika dia sedang bicara.

Dalam pemilihan itu. Ferry mengalahkan Toni Tobias, mantan ke-tua umum Persija serta Beni Erwin sekretaris umum. "Saya memang ingin memberikan kejutan untuk Persija, karena memang saya mencintai klub ini sejak dulu." jelas Ferry.
Ferry datang sebagai orang yang sangat berani. Betapa tidak, di saat banyak orang menghindari untuk mengurus Persija karena pertimbangan besarnya anggaran, pria yang juga mantan pengurus PSSI era Nurdin Halid ini malah mentasbihkan diri untuk maju menjadi orang nomor satu.

Musim depan adalah musim yang sangat berat bagi Persija. Karena pemerintah sudah melarang penggunaan APBD untuk kepentingan klub sepak bola. Apalagi, pendukung Persija saat ini sangat merindukan gelar juara setelah selama 11 tahun lamanya tidak bisa merasakan gelar tersebut.
Namun, bagi Ferry, Persija bukanlah klub yang menakutkan Persija ibarat berlian yang bisa dimanfaatkan menjadi sebuah industri yang sangat menguntungkan. "Persija itu berpotensi menjadi industri, dan sangat menarik bagi siapapun Menagapa harus takut." tegasnya seraya bertanya.

Sebagai catatan, selama ini. Persija satu musim menghabiskan uang di atas Rp 20 miliar. Bahkan, angka itu bisa tembus sampai Rp 10 miliar. Jumlah yang tidak sedikit.
Masuknya Ferry ke Persija memang unik. Persija sebelum-sebelumnya selalu dipegang dan dikelola oleh pemerintah provinsi. Darmawan Edi, Firman Hutadjulu dan Harianto Badjoeri merupakan orang-orang yang menguasai Persija dengan label plat merah.

Ferry bukan orang Pemprov DKI. Ferry juga bukan birokrat. Pria ramah ini merupakan salah satu pengusaha yang juga petinggi perusahaan otomotif di Indonesia. Kegilaan pria yang juga pernah menjabat sebagai Komisi Eksekutif PSSI itu sudah terbukti jauh sebelum dirinya menjadi pengurus PSSI.

Berangkat dari keaktifannya sebagai pengurus sepak bola di Jakarta 4 tahun yang lalu. Ferry menjabat sebagai Ketua Pengprov PSSI DKI. Saat dia memimpin, Ferry sudah memiliki sekolah sepak bola Villa 2000 Tangerang. Bahkan tim ini terus melanggeng ke Divisi lil PSSI sebagai kontestan kompetisi

Kini Ferry punya sebuah tanggung jawab besar. Ya, dia adalah pemimpin Persija. Persija yang sudah lama tidak merasakan arti sebuah kemenangan bahkan juara.
Ferry patut bangga menjadi orang nomor satu di Persija. Karena Persija merupakan tim klasik dan banyak dikenal oleh pecinta sepak bola Indonesia. Persija didirikan pada 28 November 1928, dengan cikal bakal bernama Voetbalbond Indonesish Jakarta (VIJ) merupakan salah satu klub yang ikut mendirikan Persatuan sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) dengan keikutsertaan wakil VIJ, Mr. Soekardi dalam pembentukan PSSI di Societeit Hadiprojo Jogjakarta, Sabtu 19 April 1930.

Klub ini mendapatkan perhatian yang besar dari Gubernur Jakarta, Sutiyoso, yang merupakan Pembina Persija. Kelompok pendukungnya bernama The Jakmania. Pada zaman Hindia Belanda, nama awal Persija adalah VIJ (Voet-balbond Indonesische Jacatra).

Pasca Republik Indonesia kembali ke bentuk negara kesatuan, VIJ berganti nama menjadi Persija (Persatuan sepak bola Indonesia Jakarta). Pada saat itu NIVU (Nederlandsch Indisch Voetbal Unie) sebagai organisasi tandingan PSSI masih ada. Di sisi lain, VBO (Voetbalbond Batavia en Omstreken) sebagai bond (perserikatan) tandingan Persija juga masih ada.

Terlepas dari takdir atau bukan, seiring dengan berdaulatnya negara Indonesia. NIVU mau tidak mau harus bubar Mungkin juga karena secara sosial politik sudah tidak kondusif (mendukung). Suasana tersebut akhirnya merembet ke anggotanya, antara lain VBO. Pada pertengahan tahun 1951, VBO mengadakan pertemuan untuk membubarkan diri (likuidasi) dan menganjurkan dirinya untuk bergabung dengan Persija.

Dalam perkembangannya, VBO bergabung ke Persija Dalam turnamen segitiga persahabatan, gabungan pemain bangsa Indonesia yang tergabung dalam Persija "baru" itu berhadapan dengan Belanda dan Tionghoa Sampai saat ini Persija itu terus berkibar dan ada di tangan Ferry Paulus.



Tidak Pernah Menjatuhkan Lawan

Jangan harap bisa mendengarkan dan mendapatkan komentar seorang Ferry Paulus jika bicara soal rivalnya. Saat ditanya soal sikapnya terkait dengan protes keras Toni Tobias yang tidak terima dengan kekalahannya. Ferry tidak akan pernah menanggapinya.

"Kalau masalah itu bukan wewenang saya untuk berkomentar." singkatnya.

Ferry memang tipikal yang tidak mau memikirkan persoalan yang dihadapinya. Tapi, jika urusannya sudah tidak sesuai dengan aturan dan koridor yang benar. Ferry baru mau membela diri dan berkomentar. Kalau memang saya berada pada jalan yang tepat, mengapa kita harus menyerah. Kita harus maju terus selama itu benar," jelas Ferry.

Ferry sendiri saat ini tengah dihadapkan pada persoalan dualisme kepengurusan. PSSI sebagai pengambil keputusan belum memberikan keputusan siapa PT yang berhak mengelola Persija Jakarta di musim kompetisi mendatang.

Persija masuk di kompetisi level 1 karena telah memenuhi syarat. Tapi, Persija masih ada dua pendaftar. Seperti diketahui. Ferry telah mendaftarkan PT. Persija Jaya Jakarta sebagai aspek legal yang akan dipenuhi pengurus untuk kompetisi. Sedangkan, kubu yang lain, dari kubu Liga Primer Indonesia (LPD CEO lakarta FC Hadi Basalamah juga mendaftarkan PT Persija Jaya sebagai persyaratan mengikuti kompetisi

Liga profesional level I akan dibagi dalam 2 grup, dengan masing-masing grup ada 16 klub per wilayah. Total peserta ki nnpetisj sebanyak 32 klub. Lebih lanjut Sihar menjelaskan, kompetisi profesional level 1 terdiri dari 18 klub 1SL. dan 14 klub yang telah memilki badan hukum PT. "Kita harus-bisa berjalan pada jalan yang benar, tangan sampai mengorbankan sepak bola demi kepentingan golongan", katanya.



Suporter Cikal Bakal Kebangkitan

Kepercayaan diri Ferry Paulus dalam mengembangkan Persija memang bukan hanya bicara soal uang dan kemampuan seorang ketua umum. Perkembangan Persija menjadi dm tanpa APBD yang mandiri harus diawali dengan terobosan-terobosan yang mutakhir untuk mendongkrak pendapatan klub.

FP-panggilan singkat Ferry Paulus mengaku. cikal bakal Persija adalah bagaimana mengelola pecinta dan pendukungnya untuk menjadi kebaikan bagi timnya itu sendiri. "Suporter Persija The Jakmania itu sangat luar biasa, dan saya harus bisa mengembangkan suporter ini untuk menjadi pendapatan bagi klub," jelas FP

Ferry mengaku banyak cara untuk bisa menghasilkan uang dari suporter, selain bisa terus ikut membantu perkembangan merchandise dan kostum Persija pendapatan tiket saat melaksanakan pertandingan juga menjadi tolak ukur Persija untuk bisa bangkit tanpa APBD.

"Maka dari itu kira harus menjaga komitmen itu bersama. Karena Persija itu satu untuk semua dan Persija saya yakin bisa hidup tanpa APBD." jelasnya.

The Jak-panggilan singkat The Jakmania-kini sudah memiliki kartu anggota sebanyak 40 nbu lebih anggota. The fak berdiri sejak Ligina IV lipatnya 19 Desember 1997. Markas dan sekretariat The Jakmania berada di Stadion Lebak Bulus.

Setiap Selasa dan Jumat merupakan rutinitas The Jakmania baik itu pengurus maupun anggota untuk melakukan kegiatan berkumpul bersama membahas perkembangan The Jakmania serta laporan-laporan dari setiap bidang kepengurusan.

The Jak tidak lupa juga melakukan pendaftaran bagi anggota baru dalam rutinitas tersebut. Sehingga jumlahnya terus melonjak dan hari ke hari.

Ide terbentuknya The Jakmania muncul dari Diza Rasyid Ali. manager Persija saal itu Ide ini men-dapat dukungan penuh dari Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso. Sebagai pembina Persija, memang Sutiyoso sangat menyukai sepak bola. Ia ingin membangkitkan kembali persepakbolaan Jakarta yang telah lama hilang baik itu tim maupun pendukung.

Pada awalnya, anggota The Jakmania hanya sekitar 100 orang, dengan pengurus sebanyak 40 orang. Ketika dibentuk, dipilihlah figur yang dikenal di mata masyarakat, yaitu Gugun Gondrong yang merupakan sosok paling ideal di saat itu. Meski dari kalangan selebritis. Gugun tidak ingin diberlakukan berlebihan. Ia ingin merasa sama dengan yang laut Pengurus The Jakmania waktu itu akhirnya membuat lambang sebuah tangan dengan jari berbentuk huruf J.

Ide ini berasal dari Edi Supatmo, yang waktu itu menjadi Humas Persija. Hingga sekarang, lambang itu masih dipertahankan dan selalu diperagakan Ixiai simbol jati diri Jakmania seiring dengan habisnya masa pengurusan, Gugun digantikan Ferry Indrasjarief yang lebih akrab disapa Bung Ferry Masa tugas Bung Ferry adalah periode 1999-2001 dan kembali dipercaya untuk memimpin The Jakmania periode 2001-2003.2003-2005.

Bung Ferry memimpin The Jakmania hingga 3 periode. Di bawah kepemimpinan Bung Ferry yang
juga pernah menjadi anggota suporter Commandos Pelita Jaya. The Jakmania terus menggeliat. Organisasi The Jakmania ditata dengan matang. Maklum, Bung Ferry memang dibesarkan oleh kegiatan organisasi. Awalnya, sangat sulit mengajak warga Jakarta untuk mau bergabung.



Sosok yang Menyatukan Perpecahan

Ferry Paulus memang tidak sendirian. Saat dia muncul sebagai orang nomor satu di Persija Jakarta didukung oleh dua kubu penting di internal Persija. Mereka adalah kubu pro perubahan dan suporter The Jakmania.
Selama lima tahun sudah Persija dipimpin Toni Tobias. Dalam masa kepemimpinannya wibawa organisasi tidak muncul dan banyak polemik internal terjadi. Masa kepemimpinan Toni, ada dua kubu yang terus menjadi oposisi.

Kubu Bambang Sujipto dan kubu Biner Tobing tidak henti-hentinya terus mengkritik kebijakan Persija. Kini perpecahan itu berangsung mulai menurun. Itu karena faktor Ferry Paulus.

"Dari semua calon yang ada saat itu, Ferry Paulus merupakan sosok yang paling tepat karena bisa meminimalisir masalah didalam internal Persija. Dan itu sudah mulai terbukti hingga saat ini." kata Biner Tobing tokoh sepak bola Jakarta yang juga ketua klub PS Mahasiswa anggota klub internal Persija.

Biner kini sudah bergabung dengan Persija. Itu terlihat dari hadirnya Biner di acara buka puasa bersama Persija, beberapa waktu lalu. "Tapi tolong diingat, jika memang dalam kepemimpinan Ferry ada yang salah dan tidak benar, maka saya orang pertama juga akan mengkritik dan menegur dia." ,tegasnya.

Ketua Umum The Jakmania, Lariko Ranggamone juga sangat mengharapkan masalah internal Persija tidak lagi terjadi. Riko-sapaan akrab Lariko- menegaskan, siapapun yang akan menjadi ketua umum Persija, suporter Persija akan tetap mendukungnya. Karena dengan membela ketua yang memang dihasilkan dari sesuatu dan proses yang legal, maka itu akan berdampak baik juga bagi kubu Persija Jakarta.

"Karena siapapun yang menghalangi ketua umum baru Persija yang dihasilkan dari proses rapat umum anggota yang sah, maka itu sama saja akan berhadapan dengan kami, The Jakmania." ,tandasnya. 
Share this article :